Senin, 05 Mei 2014

Haramnya Berbohong (Dusta) Bahaya Bagi Kaum Muslimin


Haramnya Berbohong (Dusta) Bahaya Bagi Kaum Muslimin

بسم الله الرحمن الرحيم
Oleh: Abu Samah Al Hafidz

Pembaca yang budiman, harus kita ketahui, bahwa berbohong termasuk dosa yang paling keji & ‘aib yang paling buruk. Terkait dgn ini, Allah Ta’ala menyatakan, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan & hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al-Isra’ : 36). Dan Allah Ta’ala juga berfirman, “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf : 18)
Rasulullah telah memberikan penjelasan kepada kita, bahwa dosa bisa menjerumuskan pelakunya ke neraka. Dari Ibnu Mas’ud , bahwa Rasulullah  bersabda, “Sesungguhnya kejujuran itu menuntun kepada Al-Birr (kebaikan), sedangkan kebaikan itu mengantarkan ke dlm surga. Sesungguhnya seseorang senantiasa bersikap jujur hingga ia dicatat di sisi Allah Ta’ala sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya Al-Kadzib (kebohongan) itu mengarahkan pada kejahatan, sedangkan kejahatan itu menjerumuskan ke dlm Neraka. Sungguh seseorang senantiasa berbohong hingga dicatat sebagai pendusta.” (HR. Bukhari (10/423)
Dalam menafsirkan hadits diatas, para ulama menyatakan; Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada amalan shalih yang bersih dari segala cela. Al-Birr adalah sebutan umum bagi segala kebaikan. Ada juga yang berpendapat bahwa Al-Birr adalah Surga. Jadi, Al-Birr bisa dimaknai segala amal shalih; & Surga.
Adapun Al-Kadzib (kebohongan), maka perbuatan ini akan mengantarkan pada kejahatan, yaitu berpalingnya dari sifat istiqamah. Ada juga yang mengatakan bahwa kebohongan adalah kemaksiatan yang paling cepat menyebar.
Tentang tercelanya membicarakan segala sesuatu yang ia dengar, Rasulullah bersabda, “Cukuplah seseorang dianggap pendusta jika ia selalu membicarakan segala sesuatu yang ia dengar”. (HR. Muslim 1/10)
Abdullah bin  ‘Amr  berkata,  “Rasulullah  pernah datang ke rumah kami, waktu itu aku masih kecil, akupun keluar utk bermain. Ibuku kemudian memanggil, “Ya Abdullah kemari, nanti akan ibu beri sesuatu”. Maka Rasulullah  bertanya: “Apa yang akan kamu berikan?” Dia mejawab, “Saya akan memberi kurma”. Rasulullah  kemudian bersabda, “Seandainya engkau tak melakukan (apa yang engkau katakan), berarti telah dicatat atasmu satu kedustaan.” (HR. Abu Daud no. 4991)
Nabi  bersabda, “Seseorang yang senantiasa & terbiasa dgn dusta akan dicatat di sisi Allah ta’ala sebagai pendusta.” (HR. Bukhari 10/423, Muslim no. 2606)    Wahai saudara Islam, berdasarkan pemaparan di atas, maka berhati-hatilah dari akibat kedustaan, karena kedustaan adalah pangkal segala kejahatan. Hal itu sebagaiamana yang dinyatakan dlm sabda Rasulullah  diatas “Sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan kepada kejahatan, sedangkan kejahatan akan menjerumuskan ke dlm neraka”.
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG BERBUAT DUSTA
Motif yang mendorong orang-orang yang memiliki jiwa nista utk melakukan kedustaan cukup banyak, diantaranya adalah :
1. Sedikitnya rasa takut kepada Allah Ta’ala & tak adanya perasaan bahwa Allah Ta’ala selalu mengawasi setiap gerak-geriknya, baik yang kecil maupun yang besar.
2. Upaya mengaburkan fakta, baik bertujuan utk mendapatkan keuntungan atau mengurangi takaran, dgn maksud menyombongkan diri atau utk memperoleh keuntungan dunia, ataupun karena motif-motif lainnya. Misalnya saja: orang yang berdusta tentang harga beli tanah atau mobil, atau menyamarkan data-data yang tak akurat tentang wanita yang akan dipinang yang dilakukan pihak keluarganya.
3. Mencari perhatian dgn membawakan cerita-cerita fiktif & perkara-perkara yang dusta.
4. Tidak adanya rasa tanggung jawab & berusaha lari dari kenyataan, baik dlm kondisi sulit ataupun kondisi lainnya.
5. Terbiasa melakukan dusta sejak kecil. Ini  merupakan hasil pendidikan yang buruk. Karena, sejak tumbuh kuku-kukunya (sejak kecil), sang anak biasa melihat ayah & ibundanya berdusta, sehingga ia tumbuh & berkembang dlm lingkungan sosial semacam itu.
6. Merasa bangga dgn berdusta, ia beranggapan bahwa kedustaan menandakan kepiawaian, tingginya daya nalar, & perilaku yang baik.
DAMPAK BURUK DUSTA
Di antara sebab terbanyak yang menjerumuskan anak Adam ke lembah kemaksiatan, adalah mereka tak menjaga dua hal, yaitu lidah & kemaluannya. Sehingga Rasulullah  bersabda, ”Barangsiapa yang mampu menjaga apa yang terdapat di antara dua janggutnya & apa yang ada di antara dua kakinya, maka aku jamin akan masuk surga.” (HR. Bukhari, no. 6474. At-Tirmidzi, no. 2408)
Kemaksiatan yang ditimbulkan dari kemaluan adalah zina, & kemaksiatan yang ditimbulkan oleh lisan adalah dusta. Terkadang dgn lisannya seseorang mengucapkan kata-kata tanpa dipertimbangkan & dipikirkan sebelumnya, sehingga menimbulkan fitnah & kemudharatan yang banyak bagi dirinya maupun bagi orang lain.            Oleh karena itu jelaslah bahwa di antara keselamatan seorang hamba adalah tergantung pada penjagaannya terhadap lisannya. Nabi  sendiri pernah menasehati ‘Uqbah bin Amir ketika dia bertanya tentang keselamatan, lalu beliau bersabda, ”Peliharalah lidahmu, betahlah tinggal di rumahmu & tangisilah dosa-dosamu.” (HR Tirmidzi, hadits hasan).
Termasuk penyimpangan yang nyata & banyak terjadi di masyarakat kita sekarang ini adalah melakukan dusta, baik dlm ucapan maupun perbuatan, baik dlm menjual maupun membeli, dlm sumpah & perjanjian, bahkan menggunakan dusta sebagai bumbu dakwah & menjatuhkan orang karena kedengkian.
Pembaca yang budiman, dusta mempunyai beberapa pengaruh buruk, yang seandainya hal ini disadari oleh para pendusta pasti mereka akan meninggalkan kebiasaan dustanya & akan kembali bertaubat kepada Allah Ta’ala. Sebagian dari pengaruh buruk itu adalah:
1. Menyebarkan keraguan kepada & di antara manusia Keraguan artinya bimbang & resah. Ini berarti seorang pendusta selamanya menjadi sumber keresahan & keraguan, serta menjatuhkan ketenangan pada orang yang jujur. Berkata Rasulullah , ”Tinggalkanlah apa-apa yang membuatmu ragu & ambil apa-apa yang tak meragukanmu, karena sesungguhnya kejujuran itu adalah ketenangan & dusta itu adalah keresahan.” (HR Tirmidzi, An Nasai, & lainnya).
2. Terjerumusnya seseorang ke dlm salah satu tanda munafik Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash , bahwa Nabi  bersabda : “Empat hal, yang jika itu terhimpun pada diri seseorang, maka dia adalah seorang munafik sejati. Dan jika melekat salah satunya, maka dlm dirinya terdapat satu sifat dari kemunafikan, hingga ia meninggalkannya. Yakni jika diberi kepercayaan dia berkhianat, jika berbicara ia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, & jika bertengkar dia berbuat aniaya.” (HR. Bukhari (1/84)
3. Hilangnya kepercayaan. Sesungguhnya selama dusta menyebar dlm kehidupan masyarakat, maka hal itu akan menghilangkan kepercayaan di kalangan kaum Muslimin, memutuskan jalinan kasih sayang di antara mereka, sehingga menyebabkan tercegahnya kebaikan & menjadi penghalang sampainya kebaikan kepada orang yang berhak menerimanya.
4. Memutarbalikkan kebenaran. Di antara pengaruh buruk dusta adalah memutarbalikkan kebenaran & membawa berita yang berlainan dgn fakta, lebih-lebih dilakukan dgn tanpa mencari kejelasan atau tabayyun yang disyariatkan. Hal ini dilakukan karena para pendusta suka merubah kebatilan menjadi kebenaran, & kebenaran menjadi kebatilan dlm pandangan manusia. Sebagaimana para pendusta pun suka menghias-hiasi keburukan sehingga tampak baik & menjelek-jelekkan yang baik sehingga berubah menjadi buruk. Dan itulah perniagaan para pendusta yang terurai rapi & mahal harganya menurut pandangan mereka.
Dan apa saja yang mereka katakan tentang keburukan seseorang, & apapun pengaruhnya, maka hati-hatilah terhadap mereka, baik yang anda baca dari mereka ataupun yang anda dengar. Pahami firman Allah Ta’ala, ”…Sesungguhnya Allah tak memberi petunjuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (QS Al Mukmin: 28)
5. Pengaruh dusta terhadap anggota badan.      
 Dusta menjalar dari hati ke lidah, maka rusaklah lidah itu, lalu menjalar ke anggota badan, maka rusaklah amal perbuatannya sebagaimana rusaknya lidah dlm berbicara. Maka, jika Allah Ta’ala tak memberikan kesembuhan dlm kejujuran kepada para pendusta itu. Sehingga semakin rusaklah mereka & menjerumuskan mereka ke arah kehancuran. Rasulullah  bersabda, ”Sesungguhnya kejujuran itu menuntun kepada kebajikan, sedangkan dusta menuntun kepada kedurhakaan.” (Muttafaq ‘alaih).
Itulah sebagian kecil dari akibat buruk dusta yang semuanya merupakan akibat yang terasa di dunia, & di sisi Allah balasan bagi pendusta lebih dahsyat & mengerikan. Jelaslah bahwa para pendusta akan berjalan di atas jalan yang menuju neraka, karena dgn berdusta berarti ia akan membuka berbagai pintu keburukan lainnya.
SOLUSI UNTUK MENGOBATI
Pembaca yang mulia, sangat penting bagi kita semua memperhatikan bahaya dusta, sehingga takut utk melakukannya. Adapun cara utk menghindar darinya antara lain:
1. Tidak bergaul dgn para pendusta & mencari teman yang shaleh lagi jujur.
2. Mempunyai keyakinan yang mantap akan bahaya yang ditimbulkannya baik di dunia maupun di akhirat.
3. Melatih hati & lisan utk selalu berkata & berbuat jujur.
4. Selalu aktif mengkaji Al-Qur’an & mengamalkannya.
Semoga Allah menganugerahkan kejujuran kepada kita semua dlm ucapan maupun perbuatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar