DIKUMPULKAN DI PADANG MAHSYAR
Bismillaahirrahmaanirrahiimi
Assalamualaikum Warahmatullai Wabarkaatuh
#Oleh: Abu Samah Al-Hafidz
Setelah
dibangkitkan dari kubur, kemudian Allah menggiring dan mengumpulkan manusia di
Padang Mahsyar untuk menunggu keputusan Allah. Tentang hal ini, terdapat
beberapa riwayat yang menjelaskannya.
Keadaan Padang Mahsyar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan tanah di Padang Mahsyar
adalah tanah yang rata, belum ditempati seorangpun. Sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam :
Pada hari Kiamat, manusia dikumpulkan di atas tanah yang rata seperti roti
putih yang bundar dan pipih; tidak ada tanda untuk seorangpun. (HR Muslim. Dan dalam riwayat al Bukhari: Sahl
atau yang lainnya berkata : "Tidak ada tanda bekas bagi seorangpun").
Matahari Mendekat
Ketika
manusia menghadap Rabb sekalian alam semesta, matahari mendekat sejauh satu mil
dari mereka, sehingga manusia berkeringat, hingga keringat tersebut
menenggelamkan manusia sesuai dengan amalan masing-masing ketika di dunia.
Berikut adalah beberapa hadits yang menjelaskan keadaan tersebut.
Hadits al Miqdad bin al Aswad yang diriwayatkan Imam Muslim :
Dari al Miqdad Radhiyallahu anhu , ia berkata : Aku telah mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Pada hari Kiamat, matahari akan
mendekat (kepada) makhluk (manusia) hingga jaraknya dari mereka seperti ukuran
satu mil". Sulaim bin 'Amir berkata,"Demi Allah! Aku tidak mengerti
yang dimaksud dengan satu mil tersebut, apakah ukuran dunia ataukah mil yang
digunakan sebagai alat celak mata?" Beliau berkata: "Sehingga manusia
berada sesuai dengan ukuran amalannya dalam keringatnya. Ada di antara mereka
yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan
ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang keringatnya menenggelamkannya. Dan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan tangannya ke
mulut beliau. [HR Muslim].
Syaikh Ibnu 'Utsaimin berkata : "Jarak satu mil ini, baik satu mil yang
biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa panasnya
matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, bagaimana
jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?"
Hingga manusia bercucuran keringat dan keringatnya menenggelamkan mereka. Ada
yang hanya mencapai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada
yang sampai pinggangnya, serta ada yang keringatnya menenggelamkan mulutnya.
Bahkan sampai ada yang keringatnya melampaui kepalanya, sebagaimana dijelaskan
dalam hadits Uqbah bin 'Amir yang berbunyi:
Dari 'Uqbah bin 'Amir Radhiyallahu anhu , ia berkata : Aku telah mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Matahari mendekat
dari bumi, lalu manusia berkeringat. Di antara manusia ada yang keringatnya
mencapai tumitnya, ada yang mencapai setengah betisnya, ada yang mencapai kedua
lututnya, ada yang mencapai pantatnya, ada yang mencapai lambungnya, ada juga
yang mencapai kedua bahunya, ada yang mencapai lehernya, dan ada yang mencapai
tengah mulutnya –beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan dengan
tangannya memenuhi mulutnya, (dan) aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengisyaratkan demikian- serta ada di antara mereka yang keringatnya
menenggelamkannya". Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul dengan
tangannya sebagai isyarat dan meletakkan tangannya di atas kepalanya tanpa
menyentuh kepala. Beliau memutar telapak tangannya ke kanan dan ke kiri. [HR
Ahmad, ath Thabrani, dan Ibnu Hiban dalam Shahih-nya, serta al Hakim dan beliau
berkata : "Shahih sanadnya". Hadits ini dishahihkan al Albani, dan
beliau berkata : "Adz Dzahabi menyepakatinya dalam kitab at Talkhish, dan
ini lafazh al Hakim". (Lihat
Shahih at Targhib wat-Tarhib, hadits no 3588).
Di Padang Mahsyar juga ada orang-orang yang mendapat naungan dari, di
antaranya, sebagaimana yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam sabda beliau :
Tujuh orang yang Allah naungi dalam naunganNya pada hari tidak ada naungan
kecuali naunganNya, (yaitu) : Imam yang adil, pemuda
yang berkembang dalam ibadah kepada Allah, seorang yang hatinya bergantung
kepada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul
dan berpisah di atasnya, dan seorang yang diajak seorang wanita pemilik
kedudukan dan kecantikan (untuk berzina), lalu (ia) menyatakan "Aku takut
kepada Allah". Juga seorang yang bershadaqah lalu menyembunyikannya,
hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya,
dan seorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan bersendiri, lalu kedua
matanya meneteskan air mata. [HR al Bukhari dan Muslim].
Lamanya Dikumpulkan
Seluruh manusia akan
dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam keadaan berdiri selama empat puluh tahun,
sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya
:
Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir pada
waktu hari tertentu dalam keadaan berdiri empat puluh tahun. Pandangan-pandangan
mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah. (HR Ibnu Abi ad Dunya dan ath Thabrani, dan dishahihkan
al Albani. Lihat Shahih at Targhib wat-Tarhib, hadits no.3591).
Meskipun rentang waktu tersebut lama, namun terasa sebentar bagi kaum Mukminin,
sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya
:
Tentang firman Allah "(Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb
semesta alam" –al Muthaffifin/83 ayat 6- seukuran setengah hari dari lima
puluh ribu tahun. Yang demikian itu (sangatlah) mudah (ringan) bagi orang
mukmin, seperti matahari menjelang terbit sampai terbit. (HR Abu Ya'la dengan sanad shahih, dan Ibnu
Hibaan dalam Shahih-nya. Dan dishahihkan al Albani. Lihat Shohih Shahih at Targhib
wat-Tarhib, hadits no.3589).
Syafa'at Kubra
Peristiwa di Padang
Mahsyar sangatlah dahsyat. Sehingga, setelah mencapai puncaknya, manusia
mencari orang yang dapat menjadi pemberi syafa'at, agar Allah mempercepat
keputusanNya. Setiap umat mengikuti nabinya. Dijelaskan dalam
hadits Ibnu 'Umar yang berbunyi:
Sungguh pada hari Kiamat, manusia menjadi berkelompok-kelompok. Setiap umat
mengikuti nabi mereka. [HR al Bukhari].
Hari kiamat adalah hari yang
sangat dahsyat, Allah dan Rasulnya telah memberitakan dahsyatnya hari tersebut
(hari kiamat) di dalam Al-quran dan As-sunnah.
Allah
berfirman:
Artinya: “Hai manusia, bertakwalah kepada
Tuhanmu Sesungguhnya goncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang
sangat dahsyat. (Ingatlah) pada hari (ketika) kalian melihat kegoncangan itu,
lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan
wanita yang hamil gugur kandungannya, kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk,
padahal Sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat
sangat keras” (QS Al Hajj:1-2)
Dari Aisyah Radhiallahuanha:
Artinya: “Manusia akan dikumpulkan pada hari
kiamat nanti dalam keadaan tidak memakai alas kaki, tidak berpakaian dan belum
dikhitan.”Aisyah Radhiallahuanha berkata: Wahai Rasulullah kaum pria dan wanita
sebagian mereka akan melihat yang lainnya”. Rasululloh berkata:”Keadaan ketika
itu lebih dahsyat, mereka tidak lagi memikirkan hal tersebut” (HR Bukhari:6572,
Muslim:2859)
Di hari
kiamat akan terjadi beberapa perkara yang harus diimani seorang muslim.
1.
Imam At Thahawi berkata: “Kami beriman adanya Ba’ats
(kebangkitan setelah mati), balasan amal, ditampakkannya amalan, hisab, membaca
catatan amal, (juga beriman) adanya pahala dan siksa, serta shirath dan mizan” (Aqidah
Thahawiyah)
2.
Berkata Imam As Shabuni: “Ahlud din dan sunnah
(Orang-orang yang berpegang teguh dengan agama dan As sunnah) beriman adanya
kebangkitan setelah mati di hari kiamat serta mengimani semua yang telah
diberitakan oleh Allah tentang dahsyatnya hari yang haq tersebut . . .” (Aqidatus
Salaf Ashabil Hadits).
PENGERTIAN AL BA’ATS
Diantara
kejadian yang akan terjadi di hari kiamat adalah Ba’ats. Dan Ba’ats
adalah dihidupkannya kembali semua manusia yang telah mati pada hari kiamat (Syarah
Lum’atul I’tiqad:Hal 115)
Berkata Ibnu Taimiyah: “Yang dimaksud disini adalah
Dihidupkannya orang-orang yang telah mati dan keluarnya mereka dari kubur
mereka untuk mendapatkan keputusan di hari kiamat” (Tanbihatus
Saniyah:Hal 225)
Dalil
akan adanya Ba’ats
(kebangkinan) adalah Al Qur’an, Sunnah dan ijma’.
Allah
berfirman:
Artinya: “Dan dengarkanlah (seruan) pada hari
penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat (yaitu) pada hari mereka
mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya Itulah hari ke luar (dari kubur”). (QS
Qaaf:41-42)
Allah berfirman:
Artinya: “Tidaklah orang-orang itu
menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, Pada suatu hari yang
besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?”.(QS
Al Muthafifin:4-6)
Allah berfirman:
Artinya: “Dari bumi (tanah) Itulah kami
menjadikan kalian dan kepadanya kami akan mengembalikan kalian dan darinya kami
akan mengeluarkan kalian di kali yang lain” (Qs Thoha:55)
Allah
berfirman:
Artinya:
“Dan Allah menumbuhkan kalian dari tanah dengan sebaik-baiknya,
Kemudian Dia mengambalikan kalian ke dalam tanah dan mengeluarkan kalian
(daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya”(QS Nuh:17-18)
Dari Jabir Radhiallahu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: Artinya: “Setiap hamba akan
dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal” (HR Muslim)
Dari
Ibnu Umar Radhiallahu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Jika Allah menginginkan
siksa pada satu kaum, niscaya adzabnya mengenai orang yang bersama mereka,
kemudian mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka”(HR Bukhari)
Ayat-ayat
dan hadits diatas adalah sebagian dari dalil-dalil tentang adanya Ba’ats (hari
manusia dihidupkan kembali) dan kaum muslimin sepakat akan adanya Ba’ats.
SETIAP ORANG
DIBANGKITKAN SESUAI DENGAN KEADAANNYA KETIKA MATI
Hadits-hadits
yang Shahih dari Rasulallah menunjukkan akan hal tersebut, yakni setiap orang
akan dibangkitkan seseuai dengan keadaannya ketika meninggal.
Rasulullah
bersabda:
Artinya: “Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan
keadaannya ketika meninggal”(HR Muslim )
Beliau
juga menyatakan tentang seorang yang terluka dimedan perang:
Artinya: “Demi Dzat yang jiwaku
ditangan-Nya, tidaklah ada seorang yang terluka dijalan Allah -Allah maha tahu
siapa yang terluka dijalan-Nya- Kecuali dia akan datang dihari kiamat dalam
keadaan terluka, warnanya warna darah baunya bau misk”(HR Bukhri – Muslim)
Beliau
berkata tentang seorang yang meninggal dalam keadaan ihrAm:
Artinya:
“Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara, janganlah kalian
memberinya wewangian karena dia akan dibangkitkan dalam keadaan bertalbiyah”
(HR Muslim)
MANUSIA
DIBANGKITKAN KETIKA TIUPAN SANGKAKALA KEDUA MALAIKAT ISRAFIL
Allah
berfirman:
Artinya: “Dan ditiuplah sangkakala, Maka
matilah semua makhluk yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki
Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu
sekali lagi Maka merekapun berdiri menunggu (putusannya masing-masing).”(QS Az
Zumar:68)
Berkata Syaikh Al Hakami: “Dalam ayat ini disebutkan dua
tiupan sangkakala, yang pertama untuk
kematian dan yang kedua dibangkitkannya
makhluk setelah kematian”. (A’lamul Manshurah : 97)
Allah
berfirman:
Artinya:
“Dan ditiuplah sangkalala, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan
segera dari kuburnya (menuju) kepada Rob mereka” (QS Yasin:51)
Tiupan
Ini adalah tiupan sangkalala yang kedua, sebagaimana dalam hadits Abdullah bin
Amr:
Artinya:
” . . . Kemudian ditiuplah sangkakala untuk kali berikutnya Maka
manusiapun berdiri menunggu (keputusan)”(HR Muslim 2940).
MANUSIA DIBANGKITKAN KEMBALI DARI
TULANG EKORNYA
Berkata
Imam Ibnul Abil ‘Izzi: Pendapat salaf dan jumhur orang-orang yang berakal:
Bahwasanya jasad manusia berubah dari satu keadaan ke yang lainnya. Menjadi
tanah kemudian Allah bangkitkan kembali, sebagaimana adanya perubahan pada
penciptaan jasad tersebut dikehidupannya yang pertama, dari setetes mani
kemudian menjadi segumpal darah kemudian menjadi segumpal daging, kemudian
menjadi daging dan tulang sampai akhirnya menjadi satu jasad yang sempurna.
Demikian pula Allah kembalikan dia dikehidupan yang kedua setelah seluruh
jasadnya punah kecuali Pangkal tulang ekornya.
Telah
ada dalam “kitab Shahih” Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam berkata:
Artinya: “Semua jasad bani adam akan punah kecuali
‘ajabu dzanbi (pangkal tulang ekor), darinya ibnu adam diciptakan dan darinya
jasadnya akan kembali disusun . . .” (Lihat Syarah Aqidah Thahawiyah:Hal 410). Wallahu’alam.
“Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua”Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar