Dzikir dan doa setelah shalat lima waktu
Para
pembaca semoga Allah menanamkan dalam hati kita kecintaan kepada kebaikan dan
kebenaran. Diantara kebaikan yang mudah untuk kita amalkan adalah berdzikir
setelah melaksanakan shalat wajib yang lima waktu. Dzikir (wirid) ini sangat
penting karena diantara fungsinya adalah sebagai penyempurna dari kekurangan
dalam shalat kita. Bahkan dzikir setelah shalat fardhu merupakan perintah
langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, walaupun dalam keadaan genting sekalipun
seperti dalam keadaan perang. Sebagaimana firman-Nya:
“Maka
apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri,
di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (An-Nisa’: 103)
Ayat
tersebut terkait dengan kondisi perang, maka dalam kondisi aman tentu lebih
memungkinkan untuk melaksanakan dzikir.
Para pembaca rahimakumullah, seorang muslim yang berdzikir setelah shalat hendaknya mencukupkan dengan dzikir-dzikir yang telah disyari’atkan dan dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bukan dengan dzikir yang tidak dicontohkan oleh beliau, yang tidak disyari’atkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dzikir-dzikir
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam
berdasarkan hadits-hadits yang shahih adalah sebagai berikut:
1. Mengucapkan istighfar 3 kali:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
Artinya:
“Saya mohon ampun kepada Allah.”
Lalu
mengucapkan:
اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ
وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
Artinya:
“Ya Allah Engkaulah As-Salam (Dzat yang selamat dari segala kekurangan) dan
dari-Mu (diharapkan) keselamatan, Maha Suci Engkau Dzat Yang mempunyai
keagungan dan kemuliaan.” (HR. Muslim no. 591)
2. Mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهْوَ عَلَى كُلِّ
شَىْءٍ قَدِيرٌ
اللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا
أَعْطَيْتَ ، وَلاَ مُعْطِىَ لِمَا مَنَعْتَ ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ
الْجَدُّ
Artinya:
“Tidak ada sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya,
tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan milik-Nya pula segala
puji, Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.
Ya
Allah tidak ada yang mampu mencegah terhadap apa yang Engkau berikan, dan ada
yang mampu memberi terhadap apa telah Engkau mencegahnya, serta tidak
bermanfaat disisi-Mu kekayaan orang yang kaya.” (HR. Al-Bukhari1/225 dan Muslim1/414)
3. Mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ
قَدِيرٌ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ
الثَّنَاءُ الْحَسَنُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ
كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Artinya:
“Tidak ada sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya,
tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan milik-Nya pula segala
puji, Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.
Tidak
ada daya dan kekuatan kecuali dengan kekuatan Allah, Tidak ada sesembahan yang
haq (benar) diibadahi kecuali Allah dan kami tidak beribadah kecuali
kepada-Nya. Milik-Nya segala nikmat, keutamaan dan pujian yang baik. Tidak ada
sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah dengan memurnikan agama
hanya untuk-Nya, walaupun orang-orang kafir membencinya.” (HR. Muslim no. 594)
4. Mengucapkan Tasbih, Tahmid dan Takbir:
سُبحان الله
(Maha
suci Allah) 33 kali,
الحمد لله
(Segala
puji hanya milik Allah) 33 kali,
الله أكبر
(Allah
Maha besar) 33 kali,
dan
digenapkan menjadi seratus dengan mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ
قَدِيرٌ
Artinya:
“Tidak ada sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya,
tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan milik-Nya pula segala
puji, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Tentang
keutamaannya Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bersabda:
مَنْ
سَبَّحَ اللَّهَ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ
ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ فَتِلْكَ تِسْعَةٌ
وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ
خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ.
“Barangsiapa bertasbih (mengucapkan سُبحان الله) 33
kali, bertahmid (mengucapkan الحمد
لله) 33 kali, dan bertakbir (mengucapkan الله أكبر) 33
kali, itu semua berjumlah 99, kemudian sempurnanya 100 dengan mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ
قَدِيرٌ
((Tidak
ada sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya, tidak
ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan milik-Nya pula segala puji,
dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu)),
Niscaya
akan diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR.Muslim no.
597)
#Catatan: Cara menghitung Tasbih,
Tahmid dan Takbir yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam
adalah dengan jari-jemari. Sebagaimana telah dijelaskan oleh shahabat Yasiirah
a. (Lihat Sunan Abu Daud no. 1501 dan Sunan At-Tirmidzi no. 3486)
5. Mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya:
“Tidak ada sesembahan yang haq (benar) diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya,
tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan milik-Nya pula segala
puji, (Dialah Dzat) Yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan, dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu.” (HR. At-Tirmidzi dan An-Nasa’i)
Dibaca
10 kali setelah Shalat Maghrib dan Shubuh.
Tentang
keutamaannya Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bersabda:
“Barangsiapa
yang mengucapkan usai shalat Shubuh dalam keadaan melipat kedua kakinya sebelum
berbicara
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
10
kali, maka dituliskan baginya 10 kebajikan, dihapus darinya 10 keburukan, dan
diangkat baginya 10 derajat,serta harinya itu berada dalam lindungan dari semua
yang tidak disenangi dan dijaga dari setan, juga dosa tidak akan mencapai
(timbangan)nya pada hari itu selain dosa menyekutukan Allah (berbuat kesyirikan
-red).” (HR. At-Tirmidzi no. 3474 dan Ahmad no. 16583/16699)
6. Membaca Ayat Kursi:
Artinya:
“Allah, tidak ada ilah (sesembahan yang haq (benar) diibadahi) melainkan Dia
Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat
memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? (Allah) mengetahui apa-apa yang
di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa
dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit
dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar.” (Al-Baqarah: 255)
Tentang
keutamaannya Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam bersabda:
من قرأ آية الكرسي في دبر كل صلاة
مكتوبة لم يمنعه من دخول الجنة الا ان يموت نوع آخر في دبر الصلوات
“Barangsiapa
membaca Ayat Kursi setiap selesai menunaikan shalat lima waktu, maka tidaklah
ada yang menghalanginya untuk masuk ke dalam Al-Jannah (Surga) kecuali
kematian.” (HR. An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra no. 9928)
7. Membaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas:
Artinya:
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Rabb yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (Al-Ikhlash: 1-4)
Artinya:
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai subuh. Dari kejahatan
makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila Telah gelap gulita.Dan dari
kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Dan dari
kejahatan pendengki bila ia dengki.” (Al-Falaq: 1-5)
Artinya:
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai)
manusia. Raja manusia. Ilah (sesembahan) manusia. Dari kejahatan (bisikan)
setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada
manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (An-Naas: 1-6)
#Catatan: Tiga surat tersebut dibaca
3 kali setelah shalat Maghrib dan Shubuh dan dibaca 1 kali setelah shalat
Zhuhur, ‘Ashar dan ‘Isya`.
Keutamaannya
adalah sebagimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi Wa Sallam: “Tiga surat
tersebut cukup bagimu (sebagai permohonan perlindungan) dari segala kejelekan.”
(Lihat Sunan Abu Daud no. 5094)
Wallahu
a’lam.
“Semoga Tulisan Ini Bermanfaat Bagi Kita Semua” Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar