Senin, 10 Februari 2014

Padang Mahsyar



DIKUMPULKAN DI PADANG MAHSYAR
Bismillaahirrahmaanirrahiimi
Assalamualaikum Warahmatullai Wabarkaatuh
#Oleh: Abu Samah Al-Hafidz


              Setelah dibangkitkan dari kubur, kemudian Allah menggiring dan mengumpulkan manusia di Padang Mahsyar untuk menunggu keputusan Allah. Tentang hal ini, terdapat beberapa riwayat yang menjelaskannya.

                                               Keadaan Padang Mahsyar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan tanah di Padang Mahsyar adalah tanah yang rata, belum ditempati seorangpun. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :  

Pada hari Kiamat, manusia dikumpulkan di atas tanah yang rata seperti roti putih yang bundar dan pipih; tidak ada tanda untuk seorangpun. (HR Muslim. Dan dalam riwayat al Bukhari: Sahl atau yang lainnya berkata : "Tidak ada tanda bekas bagi seorangpun").

                                                   Matahari Mendekat
         Ketika manusia menghadap Rabb sekalian alam semesta, matahari mendekat sejauh satu mil dari mereka, sehingga manusia berkeringat, hingga keringat tersebut menenggelamkan manusia sesuai dengan amalan masing-masing ketika di dunia. Berikut adalah beberapa hadits yang menjelaskan keadaan tersebut. 

Hadits al Miqdad bin al Aswad yang diriwayatkan Imam Muslim :

Dari al Miqdad Radhiyallahu anhu , ia berkata : Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Pada hari Kiamat, matahari akan mendekat (kepada) makhluk (manusia) hingga jaraknya dari mereka seperti ukuran satu mil". Sulaim bin 'Amir berkata,"Demi Allah! Aku tidak mengerti yang dimaksud dengan satu mil tersebut, apakah ukuran dunia ataukah mil yang digunakan sebagai alat celak mata?" Beliau berkata: "Sehingga manusia berada sesuai dengan ukuran amalannya dalam keringatnya. Ada di antara mereka yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang keringatnya menenggelamkannya. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan tangannya ke mulut beliau. [HR Muslim]. 

Syaikh Ibnu 'Utsaimin berkata : "Jarak satu mil ini, baik satu mil yang biasa atau mil alat celak, semuanya dekat. Apabila sedemikian rupa panasnya matahari di dunia, padahal jarak antara kita dengannya sangat jauh, bagaimana jika matahari tersebut berada satu mil di atas kepala kita?" 

Hingga manusia bercucuran keringat dan keringatnya menenggelamkan mereka. Ada yang hanya mencapai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang keringatnya menenggelamkan mulutnya. Bahkan sampai ada yang keringatnya melampaui kepalanya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Uqbah bin 'Amir yang berbunyi: 

Dari 'Uqbah bin 'Amir Radhiyallahu anhu , ia berkata : Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Matahari mendekat dari bumi, lalu manusia berkeringat. Di antara manusia ada yang keringatnya mencapai tumitnya, ada yang mencapai setengah betisnya, ada yang mencapai kedua lututnya, ada yang mencapai pantatnya, ada yang mencapai lambungnya, ada juga yang mencapai kedua bahunya, ada yang mencapai lehernya, dan ada yang mencapai tengah mulutnya –beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan dengan tangannya memenuhi mulutnya, (dan) aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan demikian- serta ada di antara mereka yang keringatnya menenggelamkannya". Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul dengan tangannya sebagai isyarat dan meletakkan tangannya di atas kepalanya tanpa menyentuh kepala. Beliau memutar telapak tangannya ke kanan dan ke kiri. [HR Ahmad, ath Thabrani, dan Ibnu Hiban dalam Shahih-nya, serta al Hakim dan beliau berkata : "Shahih sanadnya". Hadits ini dishahihkan al Albani, dan beliau berkata : "Adz Dzahabi menyepakatinya dalam kitab at Talkhish, dan ini lafazh al Hakim". (Lihat Shahih at Targhib wat-Tarhib, hadits no 3588)

Di Padang Mahsyar juga ada orang-orang yang mendapat naungan dari, di antaranya, sebagaimana yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau : 

Tujuh orang yang Allah naungi dalam naunganNya pada hari tidak ada naungan kecuali naunganNya, (yaitu) : Imam yang adil, pemuda yang berkembang dalam ibadah kepada Allah, seorang yang hatinya bergantung kepada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah di atasnya, dan seorang yang diajak seorang wanita pemilik kedudukan dan kecantikan (untuk berzina), lalu (ia) menyatakan "Aku takut kepada Allah". Juga seorang yang bershadaqah lalu menyembunyikannya, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan seorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan bersendiri, lalu kedua matanya meneteskan air mata. [HR al Bukhari dan Muslim].

                                               Lamanya Dikumpulkan
           Seluruh manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar dalam keadaan berdiri selama empat puluh tahun, sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya :

Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama sampai yang terakhir pada waktu hari tertentu dalam keadaan berdiri empat puluh tahun. Pandangan-pandangan mereka menatap (ke langit), menanti pengadilan Allah. (HR Ibnu Abi ad Dunya dan ath Thabrani, dan dishahihkan al Albani. Lihat Shahih at Targhib wat-Tarhib, hadits no.3591)

Meskipun rentang waktu tersebut lama, namun terasa sebentar bagi kaum Mukminin, sebagaimana dijelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya :

Tentang firman Allah "(Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam" –al Muthaffifin/83 ayat 6- seukuran setengah hari dari lima puluh ribu tahun. Yang demikian itu (sangatlah) mudah (ringan) bagi orang mukmin, seperti matahari menjelang terbit sampai terbit. (HR Abu Ya'la dengan sanad shahih, dan Ibnu Hibaan dalam Shahih-nya. Dan dishahihkan al Albani. Lihat Shohih Shahih at Targhib wat-Tarhib, hadits no.3589)

                                                          Syafa'at Kubra
               Peristiwa di Padang Mahsyar sangatlah dahsyat. Sehingga, setelah mencapai puncaknya, manusia mencari orang yang dapat menjadi pemberi syafa'at, agar Allah mempercepat keputusanNya. Setiap umat mengikuti nabinya. Dijelaskan dalam hadits Ibnu 'Umar yang berbunyi:

Sungguh pada hari Kiamat, manusia menjadi berkelompok-kelompok. Setiap umat mengikuti nabi mereka. [HR al Bukhari]. 

          Hari kiamat adalah hari yang sangat dahsyat, Allah dan Rasulnya telah memberitakan dahsyatnya hari tersebut (hari kiamat) di dalam Al-quran dan As-sunnah.

Allah berfirman:
Artinya: Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu Sesungguhnya goncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat dahsyat. (Ingatlah) pada hari (ketika) kalian melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan wanita yang hamil gugur kandungannya, kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal Sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah itu sangat sangat keras(QS Al Hajj:1-2)
Dari Aisyah Radhiallahuanha:
Artinya: “Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan tidak memakai alas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan.”Aisyah Radhiallahuanha berkata: Wahai Rasulullah kaum pria dan wanita sebagian mereka akan melihat yang lainnya”. Rasululloh berkata:”Keadaan ketika itu lebih dahsyat, mereka tidak lagi memikirkan hal tersebut” (HR Bukhari:6572, Muslim:2859)
Di hari kiamat akan terjadi beberapa perkara yang harus diimani seorang muslim.
1.   Imam At Thahawi berkata: “Kami beriman adanya Ba’ats (kebangkitan setelah mati), balasan amal, ditampakkannya amalan, hisab, membaca catatan amal, (juga beriman) adanya pahala dan siksa, serta shirath dan mizan” (Aqidah Thahawiyah)

2.   Berkata Imam As Shabuni: “Ahlud din dan sunnah (Orang-orang yang berpegang teguh dengan agama dan As sunnah) beriman adanya kebangkitan setelah mati di hari kiamat serta mengimani semua yang telah diberitakan oleh Allah tentang dahsyatnya hari yang haq tersebut . . .” (Aqidatus Salaf Ashabil Hadits).
PENGERTIAN AL BA’ATS
           Diantara kejadian yang akan terjadi di hari kiamat adalah Ba’ats. Dan Ba’ats adalah dihidupkannya kembali semua manusia yang telah mati pada hari kiamat (Syarah Lum’atul I’tiqad:Hal 115)
Berkata Ibnu Taimiyah: “Yang dimaksud disini adalah Dihidupkannya orang-orang yang telah mati dan keluarnya mereka dari kubur mereka untuk mendapatkan keputusan di hari kiamat” (Tanbihatus Saniyah:Hal 225)
Dalil akan adanya Ba’ats (kebangkinan) adalah Al Qur’an, Sunnah dan ijma’.
Allah berfirman:
Artinya: “Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat (yaitu) pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya Itulah hari ke luar (dari kubur”). (QS Qaaf:41-42)
Allah berfirman:
Artinya: “Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, Pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?”.(QS Al Muthafifin:4-6)
Allah berfirman:
Artinya: “Dari bumi (tanah) Itulah kami menjadikan kalian dan kepadanya kami akan mengembalikan kalian dan darinya kami akan mengeluarkan kalian di kali yang lain” (Qs Thoha:55)
Allah berfirman:
Artinya: “Dan Allah menumbuhkan kalian dari tanah dengan sebaik-baiknya, Kemudian Dia mengambalikan kalian ke dalam tanah dan mengeluarkan kalian (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya”(QS Nuh:17-18)
Dari Jabir Radhiallahu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Artinya: “Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal” (HR Muslim)
Dari Ibnu Umar Radhiallahu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Jika Allah menginginkan siksa pada satu kaum, niscaya adzabnya mengenai orang yang bersama mereka, kemudian mereka akan dibangkitkan sesuai dengan niat mereka”(HR Bukhari)
Ayat-ayat dan hadits diatas adalah sebagian dari dalil-dalil tentang adanya Ba’ats (hari manusia dihidupkan kembali) dan kaum muslimin sepakat akan adanya Ba’ats.
SETIAP ORANG DIBANGKITKAN SESUAI DENGAN KEADAANNYA KETIKA MATI
Hadits-hadits yang Shahih dari Rasulallah menunjukkan akan hal tersebut, yakni setiap orang akan dibangkitkan seseuai dengan keadaannya ketika meninggal.
Rasulullah bersabda:
Artinya: “Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal”(HR Muslim )
Beliau juga menyatakan tentang seorang yang terluka dimedan perang:
Artinya: “Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, tidaklah ada seorang yang terluka dijalan Allah -Allah maha tahu siapa yang terluka dijalan-Nya- Kecuali dia akan datang dihari kiamat dalam keadaan terluka, warnanya warna darah baunya bau misk”(HR Bukhri – Muslim)
Beliau berkata tentang seorang yang meninggal dalam keadaan ihrAm:
Artinya: “Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara, janganlah kalian memberinya wewangian karena dia akan dibangkitkan dalam keadaan bertalbiyah” (HR Muslim)
MANUSIA DIBANGKITKAN KETIKA TIUPAN SANGKAKALA KEDUA MALAIKAT ISRAFIL
Allah berfirman:
Artinya: “Dan ditiuplah sangkakala, Maka matilah semua makhluk yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi Maka merekapun berdiri menunggu (putusannya masing-masing).”(QS Az Zumar:68)
Berkata Syaikh Al Hakami: “Dalam ayat ini disebutkan dua tiupan sangkakala, yang pertama untuk kematian dan yang kedua dibangkitkannya makhluk setelah kematian”. (A’lamul Manshurah : 97)
Allah berfirman:
Artinya: “Dan ditiuplah sangkalala, Maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rob mereka” (QS Yasin:51)
Tiupan Ini adalah tiupan sangkalala yang kedua, sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Amr:
Artinya: ” . . . Kemudian ditiuplah sangkakala untuk kali berikutnya Maka manusiapun berdiri menunggu (keputusan)”(HR Muslim 2940).
MANUSIA DIBANGKITKAN KEMBALI DARI TULANG EKORNYA
          Berkata Imam Ibnul Abil ‘Izzi: Pendapat salaf dan jumhur orang-orang yang berakal: Bahwasanya jasad manusia berubah dari satu keadaan ke yang lainnya. Menjadi tanah kemudian Allah bangkitkan kembali, sebagaimana adanya perubahan pada penciptaan jasad tersebut dikehidupannya yang pertama, dari setetes mani kemudian menjadi segumpal darah kemudian menjadi segumpal daging, kemudian menjadi daging dan tulang sampai akhirnya menjadi satu jasad yang sempurna. Demikian pula Allah kembalikan dia dikehidupan yang kedua setelah seluruh jasadnya punah kecuali Pangkal tulang ekornya.
Telah ada dalam “kitab Shahih” Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam berkata:
Artinya: Semua jasad bani adam akan punah kecuali ‘ajabu dzanbi (pangkal tulang ekor), darinya ibnu adam diciptakan dan darinya jasadnya akan kembali disusun . . .” (Lihat Syarah Aqidah Thahawiyah:Hal 410). Wallahu’alam.
“Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua”Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar