MAKTABAH
ABU SAMAH
BAB I
AQIDAH
A.
Difinisi Aqidah
Aqidah
menurut bahasa arab (etimologi) bersal dari kata al-aqdu yang berarti ikatan,
at-taustsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu
yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquwa-wah yang berarti
mengikat dengan kuat.
Sedangkan
menurut istilah (terminologi) yang umum, aqidah adalah iman yang teguh dan
pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpu bagi orang yang meyakininya.
Jadi,
Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
subhanahu Wa Ta’ala dengan segala pelaksanaannya kewajiban bertauhid dan taat
kepadanya, beriman kepada malaikat-malaikatnya, Rasul-Rasunya, Kitab-kitabnya,
hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah
shahih tentang perinsip-perinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang
ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (consensus) dari salafush shahih,
serta seluruh berita-berita qath’I (pasti), baik secara ilmiyah maupun secara
amaliyah yang telah di tetapkan menurut Al-Quran danAs-Sunnah yang shahih
setelah ijma’ salafush Shalih.
B.
Pembagian Tauhid
1.
Tauhid Rububiyah
Maknanya, pengakuan akan perbuatan-perbuatan Allah, yang mengatur
dan menata alam semesta. Tauhid ini dinamakan tauhid Rububiyah yang berarti
wujudnya pengakuan seorang hamba bahwa hanya Allah semata yang Mencipta, Yang
Memberi rizki, Yang Mengatur dan Menata segala perkara, Ialah yang memberi dan
menahan, yang mengankat dan menjatuhkan, yang memuliakan dan yang menghinakan,
yang menghidupkan dan yang mematikan. Dialah yang maha berkehendak atas segala
sesuatu.
MAKTABAH
ABU SAMAH
Secara umum, orang-orang
musyrik mengikuti tauhid ini, Allah subhanallah ta’ala berfirman :
“Dan sesungguhnya jika kamu bertanya kepada mereka: siapakah yang
menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab :”Allah”. (Qs. Al-Zukhruf:87).
“Dan
Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit
dan bumi? Tentu mereka akan menjawab: “Allah” (Qs.Luqman: 25)
Katakanlah: siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan
bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan
siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati
dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan
menjawab: “Allah”. Maka katakanlah “Mengapa kamu tidak bertakwa kepda-Nya”?
(Qs.Yunus: 31)
Mereka mengetahui
tauhid ini, akan tetapi mamfaat dari pengakuan tersebut tidak Nampak dalam
tauhid ibadah mereka kepada Allah. Tidak wujud dalam mengikhlaskan peribadatan
hanya kepada-Nya. Mereka mengambil perantara antara mereka dengan Allah yang
MAKTABAH
ABU SAMAH
mereka yakini bahwa perantara tersebut dapat member syafa’at
sekaligus mendekatkan mereka sedekat-dekatnya dengan Allah. Sebgaimna dalam
firman-Nya:
“Dan mereka menyembah selain dari pada Allah
apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula)
kemamfaatan, dan mereka berkata: mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami
di sisi Allah”. (Qs.Yunus: 18)
Maka Allah
membantah mereka:
Katakanlah: Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak di
ketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) di bumi? Maha suci Allah dan Maha
Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu). (Qs.Yunus: 18).
Dialah Allah yang
tidak sekutu baginya, baik di langit maupun di bumi, hanya dialah satu-satunya,
yang tunggal dan tempat bergantung, yang berhak untuk di sembah, yang Maha
Agung lagi Maha Tinggi.
2. Tauhid ibadah atau
uluhiyyah
Ini adalah
penjabaran dari kalimat la ilaha illa Allah, artinya yaitu tidak ada sesembahan
yang berhak untuk di sembah kecuali Allah subhanallah ta’ala, ia meniadakan
sesembahan-sesembahan selain Allah subhanallah ta’ala dan menetapkan bahwa
penyembahan hanya untuk Allah semata.
MAKTABAH
ABU SAMAH
Kalimat ini adalah pokok agama dan dasar segalanya, juga kalimat
yang didakwahkan Nabi sallallahu alaihi wasallam kepada kaumnya, kepada pamanya
Abu Thalib namun ia tidak menerimnya akhirnya ia meninggal dalam agama nenek
moyangnya.
Allah telah
menjelaskan maknanya dalam banyak ayat maupun hadist, di antaranya adalah
firman Allah:
“Dan tuhanmu adalah tuhan
yang maha Esa; tidak ada tuhan melainkan dia yang lagi maha pemurah lagi maha
penyayang”. (Qs.Al-Baqarah: 163)
“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain dia”. (Qs.Al-Isra’: 23)
“Hanya engkaulah yang kami
sembah, dan hanya kepada engkaulah kami meminta pertolongan”. (Qs.Al-Fatihah:
5)
MAKTABAH
ABU SAMAH
“Padahal mereka tidak
disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (Qs.Al-Bayyinah:5)
Dan masih banyak
lagi ayat yang semisal, semua menjelaskan makna kalimat tersebut yaitu
meniadakan sesembahan selain Allah dan menetapkan sesembahan hnaya untuk Allah
semata.
Sebagaimana firman Allah:
“(Kuasa Allah) yang demikian
itu, adalah karena sesungguhnya Allah, dialah (tuhan) yang haq dan sesungguhnya
apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan
sesungguhnya Allah, dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar”. (Qs.Al-Hajj: 62)
“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah,
Dia-lah yang haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah
itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah dialah yang Maha Tinggi lagi Maha
besar”. (Qs.Luqman: 30)
Hanya Allah yang
maha besar, pemilik seruan kebenaran, ibadah kepada-Nya adalah sebuah kebenaran
mutlak yang tidak di miliki oleh siapapun selain dia Subhanahu wa Ta’ala. Maka
tidak boleh memohon bantuan melainkan hanya kepada-Nya, tidak boleh bernazar
kecuali kepada-Nya, tidak boleh bertawakkal kecuali kepada-Nya, tidak boleh
meminta kesembuhan kecuali kepada-Nya, tidak boleh melakukan thawaf kecuali di
rumah-Nya (ka’bah), begitu juga
MAKTABAH
ABU SAMAH
dengan seluruh jenis-jenis ibadah yang lainnya. Dia lah yang Maha
besar, yang Memiliki agama yang haq. Maka barang siapa yang meyakinin jenis
tauhid ini, menjaga serta memahami maknanya dengah penuh keistiqomahan ia akan
sampai pada satu keyakinan bahwa hanya Allah satu-satunya Illah yang haq, yang
berhak untuk di sembah tampa ada sekutu dari makhluk ciptaan-Nya. Barang siapa
yang tidak meyakini salah satu dari ketiganya maka sama saja tidak meyakini
ketiga-tiganya, karena semuanya saling berkaitan dan berhubungan.
Tidak ada
keislaman tanpa ketiganya, maka siapa yang mengingkarinya sifat-sifat serta
nama-nama Allah maka hakikatnya ia tidak memiliki agama, siapa yang
berkeyakinan bahwa ada sekutu bagi Allah dalam mengatur alam semesta dan segala
perkara yang ada maka berdasarkan ijma’ ulama sungguh ia telah kafir syirik
dalam tauhid rububiyyah.
Adapun tauhid
ibadah, maka tauhid inilah yang diingkari oleh orang-orang musyrik terdahulu,
sebagaimana hal ini diingkari juga oleh orang musyrik dewasa ini. Mereka tidak
meyakini hal ini, mereka menyekutukan Allah dengan yang lainnya dalam
beribadah, mereka menyembah batu-batuan, pohon-pohonan, berhala-berhala, dan
para wali-wali dari kalangan orang-orang shaleh, mereka memohon bantuan kepada
mereka, bernazar kepada mereaka bahkan menyembelih kurban untuk mereka serta
masih banyak lagi perkara-perkara yang di lakukan para penyembah kubur,
berhala-berhala, batu-batuan dan sejenisnya yang menjadikan mereka terjatuh
dalam kekufuran dan kesyirikan, bila mereka mati dalam keadaan sedemikian
niscaya dosa mereka tidak akan di ampunin.
Dalam firman
Allah:
“Sesungguhnya Allah tidak
akan mengampunin dosa syirik dan dia mengampuni segala dosa selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang di kehendakinya”. (Qs.Al-Nisa’: 48)
MAKTABAH
ABU SAMAH
Juga dalam firmannya:
“Seandainya mereka
mepersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka
kerjakan”. (Qs.Al-An’am: 88)
Juga dalam
firmannya:
“Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun”.(Qs.Al-Maidah: 72)
Maka tidak ada
jalan selain merealisasikan tauhid ini, dan jalan mengesakan Allah dala
beribadah dan tidak menjadikan sekutu baginya Subhanallahu wa Ta’ala,
beristiqomah secara penuh, berdakwah kepadanya, membangun loyalitas dan anti
loyalitas di atas dasar tauhid. Banyak di antara manusia yang terjatuh dalam ke
syirikan di sebabkan oleh kebodohan dan tidak adanya ilmu yang jelas tentang
perkara ini, sehingga mereka menyangka bahwa mereka tetap berada di atas
petunjuk yang benar. Allah berfirman:
“Sesungguhnya mereka
menjadikan syaitan-syaitan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira
bahwa mereka mendapat petunjuk”. (Qs.Al-A’raf: 30)
MAKTABAH
ABU SAMAH
Dalam firmannya berkaitan dengan orang-orang nasrani dan yang
sejenis mereka:
“Katakanlah: Apakah akan kami beritahukan
kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang
yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya”.(Qs. Al-Kahfi: 103-104)
Disebabkan oleh kejahilan
dan hati yang tertutup, orang-orang kafir menyangka bahwa mereka tetap
melakukan perbuatan baik, padahal mereka telah menyembah selain Allah, berdo’a,
memohon bantuan, berkurban, bernazar dan selainnya kepada selain Allah
Subhanallahu wa Ta’ala. Semuanya di sebabkan oleh kejahilan dan minimnya ilmu
yang mereka miliki. Berkaitan dengan fenomena ini, Allah Subhanallahu wa Ta’ala
berfirman:
“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan
mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak
itu)”. (Qs.Al-Furqon: 44)
“Dan sesunggunya kami
jadikan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak di pergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah)”. (Qs.Al-A’raf:
179)
MAKTABAH
ABU SAMAH
3.
Tauhid Nama-nama dan sifat-sifat Allah
Tauhid ini
merupakan bagian dari tauhid Rububiyah yang juga di akui dan di ketahui oleh
orang-orang musyrik. Tauhid ini merupakan konsekwensi mutlak dari tauhid
Rububiyah, hal ini di karenakan bahwa sanya dzat yang di yakini sebagai
pencipta, pemberi rizki, dan pemilik segala sesuatu pastilah memilki semua
nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia.
Dialah yang
memiliki kesempurnaan mutlak baik dalam dzat-Nya, nama-nama-Nya,
sifat-sifat-Nya serta segala perbuatan-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak
ada sesuatu yang serupa dengan-Nya, Ia adalah dzat yang tak terjangkau oleh
penglihatan para mahkluk dialah yang maha mendengar lagi Maha mengetahui, Allh
berfirman:
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan dia,
dan dia-lah yang maha mendengar dan melihat”. (Qs.Asysyuro’: 11)
Katakanlah: Dia-lah Allah, yang maha Esa. Allah adalah tuhan yang
bergantung kepadanya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan, dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan dia. (Qs.Al-Ikhlas: 1-4)
Orang-orang kafir
pada hakikatnya mengetahui tuhan mereka memilki nama-nama dan sifat-sifat. Akan
tetapi sebagian di antara mereka mengingkari sifat-sifat al-Rahman, maka Allah
membalas kedustaan mereka dalam firmannya:
MAKTABAH
ABU SAMAH
“Demikianlah, kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh
telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka
(Al-quran) yang kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada tuhan yang
maha pemurah. Katakanlah: dialah tuhanku tidak ada tuhan selain dia; hanya
kepadanya aku bertawakkal dan hanya kepadanya aku bertaubat”. (Qs.Al-Ra’d: 30)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar